Ir Tonny Warsono MM, Direktur SDM dan Pengembangan PT Wijaya Karya adalah alumni Program Wijawiyata Manajemen angkatan ke-6 tahun 1981/1982 dan MM Eksekutif angkatan ke-3 tahun 1986. Ia menerima penghargaan sebagai Agent of Change di bidang Human Resource Development.
Setelah menyelesaikan program WM pada 1981, Tonny langsung berkarya di PT Wijaya Karya (WIKA) yang sejak semula mensponsori pendidikannya di PPM. Setelah melaksanakan berbagai penugasan, pada tahun 2000 ia dipercaya menjadi Direktur WIKA Intrade. Anak perusahaan WIKA di bidang perdagangan (termasuk produk elektrikal) ini kemudian bertransformasi menjadi pembuat komponen otomotif. Tonny mulai menerapkan konsep manajemen moderen.
Sadar akan pasar yang kompetitif, langkah awal yang ditempuhnya adalah menerapkan Total Quality Management (TQM) yang berbasis people, system and tools. Dalam perjalanan manajerialnya, ia kemudian melihat bahwa aspek manusia merupakan salah satu kunci utama dalam menerapkan TQM. Hal ini mendorong dia membuat Long Range Plan yang kemudian dilengkapi dengan WIN’s Business Excellence Model. Dengan dikembangkannya model ini, maka dapat dibuat WIN’s Score Card sebagai ukuran kinerja. Dari semua perubahan yang diterapkannya, disadari bahwa faktor mendasar dalam perubahan adalah manusianya.
Pengalaman perubahan di WIKA Intrade ini kemudian menjadi dasar penerapan perubahan di tingkat WIKA sewaktu ia diangkat menjadi direktur yang bertanggungjawab di bidang sumber daya manusia, dengan mengembangkan Human Asset Development Model. Perubahan strategi ini dapat dilihat dampaknya pada peningkatan indeks kepuasan karyawan, pertumbuhan karyawan sebesar 7% , produktivitas mencapai 250% dan bermuara pada peningkatan laba perusahaan.
Setelah menyelesaikan program WM pada 1981, Tonny langsung berkarya di PT Wijaya Karya (WIKA) yang sejak semula mensponsori pendidikannya di PPM. Setelah melaksanakan berbagai penugasan, pada tahun 2000 ia dipercaya menjadi Direktur WIKA Intrade. Anak perusahaan WIKA di bidang perdagangan (termasuk produk elektrikal) ini kemudian bertransformasi menjadi pembuat komponen otomotif. Tonny mulai menerapkan konsep manajemen moderen.
Sadar akan pasar yang kompetitif, langkah awal yang ditempuhnya adalah menerapkan Total Quality Management (TQM) yang berbasis people, system and tools. Dalam perjalanan manajerialnya, ia kemudian melihat bahwa aspek manusia merupakan salah satu kunci utama dalam menerapkan TQM. Hal ini mendorong dia membuat Long Range Plan yang kemudian dilengkapi dengan WIN’s Business Excellence Model. Dengan dikembangkannya model ini, maka dapat dibuat WIN’s Score Card sebagai ukuran kinerja. Dari semua perubahan yang diterapkannya, disadari bahwa faktor mendasar dalam perubahan adalah manusianya.
Pengalaman perubahan di WIKA Intrade ini kemudian menjadi dasar penerapan perubahan di tingkat WIKA sewaktu ia diangkat menjadi direktur yang bertanggungjawab di bidang sumber daya manusia, dengan mengembangkan Human Asset Development Model. Perubahan strategi ini dapat dilihat dampaknya pada peningkatan indeks kepuasan karyawan, pertumbuhan karyawan sebesar 7% , produktivitas mencapai 250% dan bermuara pada peningkatan laba perusahaan.
No comments:
Post a Comment